Sifat dan Kandungan Refraktori
Refraktory sangat bergantung pada bahan baku atau raw material. Dimana berikut adalah analisa kimia raw material refractory.
Refraktory mengandung
unsur-unsur non logam yang terkandung. Adapun unsur-unsur non logam tersebut
seperti pada Gambar 1. Dimana
unsur-unsur tersebut berpotensi mengalami pelelehan sesuai dengan temperatur
yang disajikkan dalam Gambar 2.
Gambar 1.3 Kandungan unsur non logam dalam Refraktory (Sumber: Purwono, 2017)
Gambar 1.4Temperatur
leleh beberapa oksida (Sumber: Vincent, 1989)
Material refractory
memiliki sifat-sifat atau karakter yang secara umum adalah tahan pada suhu
tinggi, sebagai isolator baik, tahan terhadap suhu berubah secara mendadak,
volume stability yang bagus, mencegah kehilangan panas pada sistem, tidak
bersifat sebagai polutan, tahan dari korosi dan abrasi dan tahan terhadap gas
panas, glass, logam cair (good spalling resistance). Sifat refractory digambarkan menggunakan
Tabel 1 yaitu sebagai berikut:
Tabel 1.2 Sifat-sifat Refraktory (Sumber: The Carbon trust, 1993)
Gambar 1.5 Emisivitas material refractory pada beberapa temperatur (Sumber: Vincent, 1989)
Sifat penting dari refraktory adalah komposisi kimia,
kerapatan curah, porositas semu, berat jenis semu, dan kekuatan pada suhu
sekitar. Properti ini digunakan sebagai kontrol dalam proses pembuatan dan
kontrol kualitas. Komposisi kimia berfungsi sebagai dasar klasifikasi
refraktory. Kepadatan, porositas, dan kekuatan refractory yang dibakar
dipengaruhi oleh banyak faktor. Di antaranya adalah jenis dan kualitas bahan
baku, ukuran partikel, kadar air pada saat pengepresan, tekanan pengepresan,
suhu dan lama pembakaran, atmosfir kiln dan laju pendinginan.
Kekuatan mekanik refraktory sebagian besar diatur oleh
material dasar. Pada suhu sekitar, kekuatan tekan biasanya jauh lebih tinggi
daripada kekuatan Tarik contohnya refraktory 50% alumina (Bahan kaca). Kekuatan
pada suhu ruangan suatu refractory merupakan indikator penting dari
kemampuannya menahan abrasi dan benturan dalam aplikasi suhu rendah serta beban
yang diberikan. Sifat penting lainnya yang ditentukan pada suhu sekitar adalah
porositas, permeabilitas, dan distribusi ukuran pori. Refraktory yang
mengandung 50% alumina berpotensi tidak kuat pada suhu yang tinggi meskipun
pada suhu ruangan memiliki kekuatan yang baik.
Sebagian besar refraktori industri terdiri dari oksida
logam atau karbon, grafit, atau silikon karbida. Bahan refraktori baru lainnya
seperti karbida, nitrida, dan borida dengan pertimbangan ekonomi. Oksida tahan
api yang paling umum digunakan adalah Si02, A1203,
MgO, CaO, Cr203 dan Zr02. Refraktori yang
mengandung Si02 atau Zr02 disebut sebagai asam,
refraktori dengan MgO atau CaO sebagai basa, dan refraktori dengan A1203
atau Cr203 sebagai netral. Dalam penerapan bahan refraktory harus
diperhatikan bahwa komposisi refraktori yang digunakan dalam kontak satu sama
lain tidak bereaksi pada suhu di bawah suhu operasi.
Setiap jenis material refractory memiliki karakteristik yang berbeda seperti nilai panas spesifik pada suhu yang sama seperti ditunjukka pada Tabel berikut (Jack, 1980).
Tabel 1.3. Rata-rata
kalor jenis bahan tahan api antara 0°C dan suhu yang ditunjukkan (kJ /kg K)
Gambar 1.6 Thermal
conductivity pada beberapa variasi brick refraktory
Gambar 1.7 Thermal
conductivity pada beberapa variasi isulasi refraktory
Teman - teman dapat membeli buku " BASIC OF REFRACTORY " pada link di bawah ini :
Atau Hubungi Admin melalui email di Web ini
0 Comments